Kamis, 13 Juni 2013

Resensi

Judul Buku   : A Life
Pengarang    : Silvia Arnie
Penerbit        : PT. Gramedia Pustaka Utama
Isi                  : 208 halaman
Cetakan        : Kedua
Keunggulan  : Alur ceritanya sangat menarik
Kelemahan   : Ada bagian-bagian yang membuat kurang menarik

Sinopsis
Lunna adalah cewek yang urakan tapi berhati baik dia juga pandai membuat puisi. Lunna tinggal bersama bundanya dan seorang adik laki-laki yang bernama Adit, ayahnya sudah lama meninggal. Lunna memiliki sahabat Icha, Alin, Cassy dan Cannie yang selalu bersama kemanapun mereka pergi. Lunna memiliki seorang pacar bernama Sandy. Lunna ternyata menderita penyakit yang sangat serius yaitu kangker otak, tapi yang mengetahui dia sakit hanya sang bunda.
Ginna adalah cewek yang modis dan baik hati, suka belanja barang-barang yang berkelas. Ginna tinggal dengan seorang pembantu yang bernama Mbok Minnah. Ayahnya sering berlayar sehingga jarang pulang, ibunya mengajar di Belanda dan pulang saat liburan semester dan kakak laki-lakinya tinggal di Singapura. Ginna memiliki Rolan, pacar yang bisa membuatnya melupakan masalah-masalahnya.
Pada saat sedang berkumpul di warung bakso Pak Damang, Lunna sedih karena tahu pacarnya sering smsan dan bertelepon dengan cewe lain. Lunna sangat marah dan kecewa karena pada akhirnya dia tahu bahwa Sandy memiliki kekasih lain.
Untuk menenangkan diri Lunna pergi ke kafe disana dia membaca puisi-puisi yang dibuatnya, saat sedang melamun Lunna dibuat kaget oleh pelayan yang datang mengantarkan hot capucino pesanannya sehingga seluruh puisinya berhamburan. Pelayan tersebut membantu Lunna mengumpulkan puisinya tapi tanpa disengaja sang pelayan membaca sebuah puisi milik Lunna, pelayan pun tertarik dengan puisi Lunna dan meminta Lunna untuk membuatkan lirik lagu untuk bandnya. Ternyata pelayan itu seorang anak band dan akhirnya mereka berdua berkenalan, nama pelayan itu Mongo.
Lunna tiba-tiba terkejut saat melihat Sandy datang bersama pacar barunya yang bernama Ginna, lalu Lunna memanggil Sandy yang ternyata adalah Rolan, disitulah Lunna dan Ginna merasa dibodohi kemudian terjadi percekcokan antara Sandy, Ginna dan Lunna. Lunna dan Ginna berkelahi sampai mereka berdua terluka dan Sandy alias Rolan pergi meninggalkan mereka. Setelah perkelahain hebat itu Lunna mengatarkannya pulang karena merasa bersalah sudah membuat Ginna terluka, karena kondisinya yang tidak karuan Lunna takut pulang karena dia takut bundanya akan kaget melihat kondisinya saat itu. Ginna mengijinkan Lunna menginap di rumahnya bahkan tidur bersama di kamarnya. Malam itu menjadi malam yang sangat panjang untuk Lunna, karena dia tidur besama rival yang telah merebut pacarnya bahkan sampai bekelahi. Lalu mbok Minnah datang untuk mengajak makan bersama, dimeja makan mereka saling meledek satu sama lain sehingga terjadi percekcokan dimeja makan.
Pagi datang menjelang Lunna segera bergegas pulang ke rumah untuk mengambil seragam, sesampainya di sekolah Lunna menceritakan semua kejadian yang dialaminya kemarin kepada sahabatnya, mereka hanya terdiam dan tertawa mendengar cerita Lunna.
Ginna yang masih sangat sedih dengan apa yang terjadi, dia tidak menyangka bahwa Rolan telah mempunyai pacar. Kemudia Ginna menelpon Lulu sahabatnya untuk menceritakan semua yang terjadi kemudian merekam membuat janji untuk bertemu, sesampainya di mall ternyata Lulu belum datang dan Ginna memutuskan untuk jalan-jalan mengelilingi mall, tiba-tiba ada seseorang yang menabrak Ginna sampai barang-barangnya terjatuh. Ketika dia melihat orang yang menabraknya Ginna sangat terkejut karena yang menabrak adalah cowok yang tampan, dan cowok itu bernama Dave. Ginna membuat membuat janji dengan Dave di kafe, tanpa disangka ternyata dia bertemu dengan Lunna yang sedang melihat Mongo manggung. Ternyata Dave dan Mongo teman satu band, ini membuat Ginna dan Lunna kaget.
Sering bertemu membuat Lunna dan Ginna semakin akrab, Ginna selalu mengajak Lunna pergi untuk belanja di tempat-tempat yang berkelas. Tanpa disadari mereka yang awalnya bermusuhan karena masalah cowok, bisa bersahabat dan menemukan cowok yang menyayangi mereka.
Pada akhirnya karena penyakit kangker yang semakin parah Lunna meninggal.