Judul Buku : A Life
Pengarang : Silvia Arnie
Penerbit : PT. Gramedia
Pustaka Utama
Isi : 208 halaman
Cetakan : Kedua
Keunggulan : Alur
ceritanya sangat menarik
Kelemahan : Ada
bagian-bagian yang membuat kurang menarik
Sinopsis
Lunna adalah cewek yang
urakan tapi berhati baik dia juga pandai membuat puisi. Lunna tinggal
bersama bundanya dan seorang adik laki-laki yang bernama Adit,
ayahnya sudah lama meninggal. Lunna memiliki sahabat Icha, Alin,
Cassy dan Cannie yang selalu bersama kemanapun mereka pergi. Lunna
memiliki seorang pacar bernama Sandy. Lunna ternyata menderita
penyakit yang sangat serius yaitu kangker otak, tapi yang mengetahui
dia sakit hanya sang bunda.
Ginna adalah cewek yang
modis dan baik hati, suka belanja barang-barang yang berkelas. Ginna
tinggal dengan seorang pembantu yang bernama Mbok Minnah. Ayahnya
sering berlayar sehingga jarang pulang, ibunya mengajar di Belanda
dan pulang saat liburan semester dan kakak laki-lakinya tinggal di
Singapura. Ginna memiliki Rolan, pacar yang bisa membuatnya melupakan
masalah-masalahnya.
Pada saat sedang
berkumpul di warung bakso Pak Damang, Lunna sedih karena tahu
pacarnya sering smsan dan bertelepon dengan cewe lain. Lunna sangat
marah dan kecewa karena pada akhirnya dia tahu bahwa Sandy memiliki
kekasih lain.
Untuk menenangkan diri
Lunna pergi ke kafe disana dia membaca puisi-puisi yang dibuatnya,
saat sedang melamun Lunna dibuat kaget oleh pelayan yang datang
mengantarkan hot capucino pesanannya sehingga seluruh puisinya
berhamburan. Pelayan tersebut membantu Lunna mengumpulkan puisinya
tapi tanpa disengaja sang pelayan membaca sebuah puisi milik Lunna,
pelayan pun tertarik dengan puisi Lunna dan meminta Lunna untuk
membuatkan lirik lagu untuk bandnya. Ternyata pelayan itu seorang
anak band dan akhirnya mereka berdua berkenalan, nama pelayan itu
Mongo.
Lunna tiba-tiba terkejut
saat melihat Sandy datang bersama pacar barunya yang bernama Ginna,
lalu Lunna memanggil Sandy yang ternyata adalah Rolan, disitulah
Lunna dan Ginna merasa dibodohi kemudian terjadi percekcokan antara
Sandy, Ginna dan Lunna. Lunna dan Ginna berkelahi sampai mereka
berdua terluka dan Sandy alias Rolan pergi meninggalkan mereka.
Setelah perkelahain hebat itu Lunna mengatarkannya pulang karena
merasa bersalah sudah membuat Ginna terluka, karena kondisinya yang
tidak karuan Lunna takut pulang karena dia takut bundanya akan kaget
melihat kondisinya saat itu. Ginna mengijinkan Lunna menginap di
rumahnya bahkan tidur bersama di kamarnya. Malam itu menjadi malam
yang sangat panjang untuk Lunna, karena dia tidur besama rival yang
telah merebut pacarnya bahkan sampai bekelahi. Lalu mbok Minnah
datang untuk mengajak makan bersama, dimeja makan mereka saling
meledek satu sama lain sehingga terjadi percekcokan dimeja makan.
Pagi datang menjelang
Lunna segera bergegas pulang ke rumah untuk mengambil seragam,
sesampainya di sekolah Lunna menceritakan semua kejadian yang
dialaminya kemarin kepada sahabatnya, mereka hanya terdiam dan
tertawa mendengar cerita Lunna.
Ginna yang masih sangat
sedih dengan apa yang terjadi, dia tidak menyangka bahwa Rolan telah
mempunyai pacar. Kemudia Ginna menelpon Lulu sahabatnya untuk
menceritakan semua yang terjadi kemudian merekam membuat janji untuk
bertemu, sesampainya di mall ternyata Lulu belum datang dan Ginna
memutuskan untuk jalan-jalan mengelilingi mall, tiba-tiba ada
seseorang yang menabrak Ginna sampai barang-barangnya terjatuh.
Ketika dia melihat orang yang menabraknya Ginna sangat terkejut
karena yang menabrak adalah cowok yang tampan, dan cowok itu bernama
Dave. Ginna membuat membuat janji dengan Dave di kafe, tanpa disangka
ternyata dia bertemu dengan Lunna yang sedang melihat Mongo manggung.
Ternyata Dave dan Mongo teman satu band, ini membuat Ginna dan Lunna
kaget.
Sering bertemu membuat
Lunna dan Ginna semakin akrab, Ginna selalu mengajak Lunna pergi
untuk belanja di tempat-tempat yang berkelas. Tanpa disadari mereka
yang awalnya bermusuhan karena masalah cowok, bisa bersahabat dan
menemukan cowok yang menyayangi mereka.
Pada akhirnya karena
penyakit kangker yang semakin parah Lunna meninggal.