Rabu, 15 Desember 2010

Bencana Tsunami Mentawai


Bencana Tsunami Mentawai
Gempa dan tsunami yang menewaskan hampir 500 orang di Mentawai, ternyata sudah diprediksi tim ilmuwan Irlandia sejak sembilan bulan lalu. Pemerintah pun sudah diingatkan agar waspada.

Prediksi gempa Mentawai dibuat tim ilmuwan yang diketuai John McCloskey, profesor di Institut Riset Sains Lingkungan Hidup di Universitas Ulster, Irlandia Utara. Prediksinya dituangkan dalam surat untuk jurnal Nature Geoscience dan pernah dilansir kantor berita AFP, Januari lalu.

"Ancaman gempa penyebab tsunami yang  dahsyat dengan skala kekuatan lebih dari 8,5 di  tambalan Mentawai tidak berkurang. Ada potensi timbulnya korban jiwa sebesar tsunami Samudera Hindia tahun 2004," demikian peringatan tersebut.

Dikatakan tim itu, bahaya tersebut berasal dari dari penumpukan tekanan yang terus-menerus dalam dua abad terakhir di belahan lempeng Sunda (Sunda Trench), salah satu zona gempa paling mengerikan di dunia, yang berlangsung paralel ke pantai Sumatera bagian barat.

Memang tidak disebutkan kapan waktunya, namun dengan jelas ilmuwan terkemuka itu mengingatkan adanya ancaman gempa dan tsunami  itu. "Ancamannya jelas dan kebutuhan untuk aksi mendesak sangatlah tinggi," kata McCloskey yang juga ahli seismologi.

Peringatan tersebut disampaikan merujuk hasil analisa tim McCloskey terhadap gempa Padang, 30 September 2009. Mereka meminta pemerintah Indonesia bersiap-siap menghadapi gempa dan tsunami, khususnya untuk kawasan Mentawai dan Padang.

"Penting sekali  pemerintah Indonesia dengan bantuan komunitas internasional dan organisasi-organisasi nonpemerintah, memastikan menuntaskan upaya bantuan dan pembangunan tahan gempa usai gempa bumi ini  dan bekerja sama dengan rakyat Padang untuk membantu mereka menyiapkan diri untuk gempa berikutnya," pungkas mereka.

Gempa dan tsunami pun akhirnya benar-benar terjadi di Mentawai pada Senin 25 Oktober dengan kekuatan 7,2 Skala Richter (SR). Memang  tidak sampai 8,5 SR seperti prediksi sebelumnya, namun McCloskey setidaknya telah berhasil mendeteksi lebih dini munculnya gempa Mentawai.

Tidak seperti daerah Padang yang sudah siap dengan pemantau gempa dan tsunami, Mentawai ternyata tidak dipasangi pemantau tsunami oleh pemerintah. Padahal peringatan sudah disampaikan tim ilmuwan.

Tragisnya lagi, tsunami yang menerjang Mentawai luput dari perhatian dan baru diketahui keesokan harinya setelah menelan banyak korban. Hingga Minggu (31/10) korban jiwa di Mentawai mencapai 449 orang, 96 orang hilang, 270 orang luka berat, 142 orang luka ringan dan 14.983 orang terpaksa mengungsi.

Prediksi McCloskey juga terbukti pada gempa 8,6 SR yang menerjang Pulau Simeuleu pada 28 Maret 2005. Gempa itu menciptakan tsunami 3 meter.


Sumber : Harian Global, senin 1 november 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar